
Ketika Ia menulis dari sel penjara Nazi Jerman pada tahun 1945 Dietrich Bonhoeffer, seorang teolog muda Jerman, menggambarkan sebuah sketsa tentang visinya yang disebut "kekristenan tanpa agama." Dalam buku ini, John Shelby Spong menempatkan karyanya kedalam pemikiran radikal Bonhoeffer. Hasilnya adalah potret baru dan mencolok serta berbeda terhadap figure Yesus prang Nazaret.
Bagi Spong tantangan utamanya adalah terdapat berbagai pemahaman tradisional yang telah begitu lama mengepung sejarah Yesus. Mulai dari kisah kelahiran ajaib dari seorang perawan, hingga kepada kisah kenaikan ke langit pada akhir hidupnya. Spong mempertanyakan historisitas gagasan bahwa Yesus lahir di Betlehem, bahwa ia telah memilih dua belas murid, dan bahwa cerita-cerita mujizat yang dibuat dimaksudkan untuk menjadi deskripsi peristiwa supranatural.
Dia juga berbicara langsung kepada para kritikus kontemporer Kristen yang menyebut Tuhan dengan "delusi" dan yang menulis surat kepada "bangsa Kristen" dan menjelaskan bagaimana kekristenan sebagai agama yang berubah menjadi jahat dan merusak.
Spong mengajak pembacanya untuk melihat Yesus melalui kaca mata kedua kitab suci Yahudi dan kehidupan liturgi sinagoga abad pertama.
Buku ini juga telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia.
Download: